Perbedaan
Web 1.0 dan Web 2.0
yang menjadi
kunci perbedaan dalam Web 1.0 dan Web 2.0 adalah keterbatasan pada Web 1.0 yang
mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan
melihat satu persatu konten di dalamnya. Sedangkan Web 2.0 memungkinkan
pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke
alamat situs yang bersangkutan. Selain itu, kemampuan Web 2.0 dalam melakukan
aktivitas drag and drop, auto complete, chat, dan voice seperti layaknya
aplikasi desktop, bahkan berlaku seperti sistem operasi, dengan menggunakan
dukungan AJAX atau berbagai plug-in (API) yang ada di internet. Hal tersebut
akan merubah paradigma pengembang sofware dari distribusi produk menjadi
distribusi layanan. Sedangkan karakter lainnya, kolaborasi dan partisipasi
pengguna, ikut membantu memperkuat perbedaan pada Web 2.0. Suatu website dapat
saja memasukkan beberapa bahkan tujuh karakter Web 2.0 di dalam situs yang
dibangunnya. Semakin banyak karakter yang masuk ke dalam website tersebut,
suatu situs akan mendekati Web 2.0.
Aplikasi Web
2.0 disajikan secara penuh dalam suatu web browser tanpa membutuhkan teknologi
perangkat yang canggih dari sisi user. Tidak mengherankan bila suatu aplikasi
(software) dapat diakses secara online tanpa harus menginstalnya terlebih
dahulu. Software tersebut misalnya software pengolah kata (seperti MS Word)
atau software pengolah angka (seperti MS Excel).
Suatu web
2.0 biasanya digunakan sebagai akhir dari siklus peluncuran produk software,
mengilustrasikan setiap produsen software tidak lagi meluncurkan produknya
dalam bentuk fisik. Karena web menjadi platform, pengguna cukup datang ke
website untuk menjalankan aplikasi yang ingin mereka gunakan. Hasil dari
pengembangan fitur di dalam software dapat langsung dirasakan oleh pengguna.
Software tidak lagi dijual sebagai produk namun berupa layanan (service).
Web 3.0
Hingga
kemudian muncul era yang lebih baru lagi yaitu Web 3.0. Teknologi Web generasi
ketiga yang pertama kali diperkenalkan tahun 2001 ini memiliki ciri-ciri umum
seperti suggest, happen dan provide, dimana disini web seolah-olah sudah
seperti kehidupan di alam nyata.
Web 3.0
sendiri juga merupakan sebuah realisasi dari pengembangan sistem kecerdasan
buatan (artificial intelegence) untuk menciptakan global meta data yang dapat
dimengerti oleh sistem, sehingga sistem dapat mengartikan kembali data tersebut
kepada pengunjung dengan baik.
Saat ini
adaptasi Web 3.0 mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti
secondlife, Google Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang
mulai mengembangkannya, yaitu Li’L Online (LILO) Community.
No comments:
Post a Comment